Laman

Monday, December 3, 2007

Konspirasi Asing di Balik Kenaikan Harga BBM

Share

Untuk kesekian kalinya, harga BBM kembali naik. Ini adalah realita pahit yang mesti diterima oleh sebagian besar rakyat Indonesia di tengah sempitnya kehidupan yang serba terbatas. Kenaikan harga BBM sudah dapat dipastikan akan memicu terjadinya kenaikkan harga berbagai kebutuhan pokok dan biaya hidup rakyat lainnya. Hal itu, suka atau tidak, di tengah-tengah jumlah penduduk miskin yang masih meliputi 60 persen penduduk, dan jumlah penganggur yang meliputi 36 persen angkatan kerja, pasti akan semakin memperberat beban hidup rakyat.

Ada beberapa argumentasi yang cukup logis untuk kita jadikan sebagai pegangan kenapa kita mesti menolak adanya kenaikan harga BBM, salah satunya argumentasi ilmiah yang dipaparkan oleh Revrisond Baswir (Dewan Pakar Koalisi Anti Utang) antara lain:

1. Penghapusan subsidi BBM adalah bagian dari agenda Konsensus Washington untuk meliberalkan perekonomian Indonesia. Bersamaan dengan dilakukannya liberalisasi sektor minyak dan gas sebagaimana terungkap dalam UU Minyak dan Gas No. 22/2001, penghapusan subsidi BBM sesungguhnya adalah prakondisi bagi masuknya perusahaan perusahaan multinasional pertambangan minyak dan gas asing ke dalam bisnis eceran minyak dan gas di Indonesia. Pendek kata, penghapusan subsidi BBM adalah bagian dari proses sistematis untuk meminggirkan rakyat dan jalan lurus menuju neokolonialisme.

2. Pemberian subsidi BBM sama sekali tidak melenceng kepada golongan mampu dan orang kaya. Sebaliknya, struktur perekonomian Indonesia lah sesungguhnya yang terlanjur sangat timpang. Dalam struktur perekonomian yang sangat timpang, jangankan subsidin BBM, subsidi pendidikan dan kesehatan, dan bahkan keberadaan pemerintah sesungguhnya lebih banyak dinikmati oleh golongan mampu dan orang kaya daripada oleh golongan tidak mampu dan rakyat miskin. Apakah kita juga perlu berpikir untuk membubarkan pemerintah?

3. Subsidi BBM sama sekali tidak dapat dikambinghitamkan sebagai penyebab defisit APBN. Sebagaimana terungkap pada berbagai edisi Nota Keuangan, volume subsidi BBM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu dari 4,7% PDB pada 2001, menjadi 1,9% PDB (2002) dan 0,7% PDB (2003 dan 2004). Defisit APBN terutama disebabkan oleh sangat besarnya beban angsuran pokok dan bunga utang yang dipikul oleh pemerintah. Jumlahnya mencapai Rp145 triliun atau sekitar sepertiga volume APBN. Selain itu, sejalan dengan naiknya peringkat Indonesia sebagai negara juara korupsi, defisit APBN juga dipicu oleh sangat besarnya volume pembocoran dan pemborosan APBN setiap tahunnya.

4. Kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional sama sekali tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk menghapuskan subsidi BBM. Sebab, akibat kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional, pemerintah sesungguhnya menikmati rejeki nomplok yang sangat besar jumlahnya. Sebagaimana tampak pada perbandingan ekpor dan impor BBM Indonesia tiga tahun terakhir: US$12,0 milyar dan US$6,0 milyar (2002), US$15,2 milyar dan US$7,8 milyar (2003), US$19,6 milyar dan US$11,5 milyar (2004), hasil ekspor BBM Indonesia ternyata senantiasa lebih besar dari pengeluaran impor BBM setiap tahunnya.

5. Penghapusan subsidi BBM dapat dipastikan akan memicu kenaikkan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup rakyat. Sementara itu, sebagaimana tampak pada struktur APBN 2005 yang bersifat kontraktif, dan susunan tim ekuin Kabinet Indonesia Bersatu yang dipenuhi oleh para ekonom neoliberal pemuja IMF, sama sekali tidak tampak tanda-tanda bahwa pemerintah memang memiliki kesungguhan dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Nampak jelas, bahwa rencana kenaikan harga BBM bukan semata-mata karena naiknya harga BBM tingkat dunia ataupun rendahnya produktifitas penambangan BBM lokal dan atau alasan klise lainnya. Rencana kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah lebih disebabkan adanya konspirasi asing, baik itu IMF, Bank Dunia dan ataupun para kapitalis rakus lainnya. Di samping juga lemahnya posisi tawar politik pemerintah Indonesia yang senantiasa membebek pada kepentingan barat.

Menyikapi hal tersebut di atas maka kami dari Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan menyerukan untuk:

1. Menolak segala bentuk intervensi asing khususnya dalam masalah kebijakan BBM. Kaum Muslim harus menyadari bahwa apa pun yang dilakukan orang-orang kafir atas mereka pada dasarnya mustahil ditujukan demi kemaslahatan kaum Muslim, tetapi demi kepentingan mereka sendiri. Allah SWT sendiri telah berfirman:

“Tidak akan pernah ridha orang-orang Yahudi dan Nasrani kepadamu hingga engkau mengikuti millah mereka”. (QS al-Baqarah [2]: 120).

“Telah nyata kebencian pada mulut-mulut mereka dan apa yang mereka sembunyikan adalah jauh lebih besar lagi”. (QS Al-Imran [3]: 118).

Jadi, jelas sangat keliru jika kaum Muslim membiarkan nasibnya dikendalikan oleh orang-orang kafir; tidak selayaknya juga para penguasa selalu membebek pada kepentingan kafir barat, baik itu IMF, Bank Dunia ataupun yang lainnya.

2. Menuntut kepada pemerintah untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyedia pelayananan umum salah satunya adalah mengembalikan hak rakyat atas kepemilikan BBM secara murah bahkan kalau perlu gratis. Karena hubungan antara pemerintah dan rakyat bukanlah hubungan penjual dan pembeli, melainkan hubungan antara pelayan dan yang dilayani.

3. Mengingatkan dan menyerukan kepada pemerintah dan umat Islam untuk segera kembali kepada Islam dan menjadikan SyariÂ’at dan Khilafah sebagai solusi total atas berbagai masalah yang menimpa kaum muslimin (salah satunya dalam hal mengelola dan mendistribusikan sumberdaya BBM).

Sesungguhnya mahalnya harga BBM yang selama ini terjadi, tidak lain merupakan buah dari diterapkannya sistem hidup kapitalistik yang penuh penindasan. Kita mesti kembali pada sistem yang benar-benar akan melindungi dan menjaga kehormatan seluruh komponen rakyat, yakni sistem Islam. Sebab, berbagai bentuk kezaliman dan kesulitan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat selama ini bukanlah semata-mata karena penguasa yang korup, tetapi juga akibat buruknya sistem yang digunakan oleh penguasa, yaitu bukan sistem Islam, yang dibuat oleh manusia berdasarkan hawa nasfsu dan syahwat mereka. Wajar jika sistem seperti ini pada akhirnya menimbulkan kesengsaraan, kemiskinan dan kelangkaan.
Dalam hal ini, kami mengingatkan para penguasa dengan firman Allah SWT:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nûr [24]: 63)

Kami juga mengingatkan kaum Muslim dengan firman Allah SWT:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thahâ [20] 123-124)
Karena itu, kita semua harus berjuang bersama-sama mengubah kehidupan kita. Dengan cara menegakkan Khilafah Rasyidah serta mengikuti petunjuk yang telah Allah berikan kepada kita, yakni dengan cara menerapkan sistem Islam. Hanya dengan sistem Islamlah kita akan mendapatkan kebahagiaan, pertolongan dan ridha Allah di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا ِللهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu” (QS. Al-Anfal [8]: 24) [GP]


Ketua Umum Pengurus Pusat
Gerakan Mahasiswa Pembebasan

M. Amir Muttaqin

No comments: